Wednesday, September 25, 2013

Ujian Keimanan: Hutang

Tauhid dalam diri seorang muslim akan teruji ketika dia berhadapan dengan realitas dalam kehidupan sehari-harinya.

himpitan ekonomi, hutang, tagihan kredit.. berhubungan dengan tauhid?
banyak terlintas di pikiran orang-orang bahkan muslim sekalipun, hal-hal tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan tauhid. orang banyak berpikir hal-hal tersebut hanya berkaitan dengan masalah keduniaan saja, dan hanya akan selesai dengan 'DUIT'.

#huft.. mungkin saya juga berpikir demikian beberapa saat yang lalu. Namun, ketika coba dipikir-pikir lagi. tidak semua hal-hal tersebut selesai dengan duit dan materi. coba tanyakan pada diri kita sendiri, siapa yang ngasih masalah? siapa yang menaqdirkan kita dapat masalah demikian? siapa yang akan memberikan kekuatan pada diri kita untuk menyelesaikan masalah tersebut? dan siapa yang menaqdirkan masalah tersebut akan selesai?
Semua pertanyaan di atas merujuk pada jawaban 'Allah'.

nah lho.. jadi coba pikirkan dengan masak-masak.. kalau yang terlintas dalam pikiran kita adalah 'semua bisa diselesaikan dengan uang' betapa materialisnya cara pandang kita.. #astaghfirullah.

ada sebuah kisah dari keluarga saya sendiri tentang hutang.
ketika abah meninggal dunia, ada hutang yang ditinggalkan pada seseorang. jumlah hutang tersebut 20 juta, pun masih ditambah hutang di Bank nilainya juga 30 jutaan. awalnya kami (terutama aku dan ibu) bingung. "mau dibayar pake apa?". Belum juga selesai kesedihan setelah ditinggal, kami sudah dihadapkan dengan masalah selanjutnya berupa masalah hutang, pun kami juga masih bingung mau hidup dengan apa setelah ini. Ibu dari awal memang dilarang abah untuk bekerja, kematian abah yang mendadak juga menjadi ujian finansial.
Coba bayangkan, dengan masalah di atas kalau kita hanya berpikir sangat materialis. Mungkin keputusasaan dan meratap nasib akan menjadi tempat akhir bersandar.

Manusia itu tempatnya salah, dan manusia itu tempatnya kelemahan, dan segala kekuatan yang ada dalam diri manusia itu bukan dari manusia, melainkan dari Allah swt. kami sadar kami masih punya Allah, dan sumber dari penyelesaian masalah ini hanya bisa hadir karena kehendak Allah saja. itulah sumber kekuatan kami. dan Allah memang tidak pernah mengingkari janjinya, wa'du rabbana lamaf'ula (janji tuhan kami pastilah ditepati), pun Allah tidak pernah menguji hambanya di luar kemampuan hambanya. (La yukallifu Allah nafsan illa wus'aha). Satu persatu masalah terurai, jalan dari masalah hutang yang kami hadapi, dapat diselesaikan tanpa menggunakan 'DUIT' sedikitpun... saya tegaskan kembali... semua masalah hutang tersebut selesai tanpa menggunakan 'DUIT' sedikitpun. Allahu akbar... Allah menyelesaikan semuanya dengan kehendaknya, dan itu sangat mudah baginya.

hutang di Bank diselesaikan oleh Allah, ada mekanisme yang tidak kami ketahui sebelumnya bahwa
setiap nasabah yang memiliki hutang pada bank sudah dijamin dengan asuransi jiwa. Jadi ketika penghutang meninggal dunia, pihak asuransi akan menutupi hutang secara langsung. Satu masalah terselesaikan, tanpa mengeluarkan duit sedikitpun. alhamdulillah, fabi ayyi ala'irabbikuma tukadziban

hutang pada sahabat abah juga diselesaikan Allah. Beberapa bulan setelah abah meninggal, sahabat abah datang ke rumah, namanya pak Haji Sarjono. beliau datang ke rumah dan bilang "saya ikhlaskan hutang saya semuanya"... Allahu akbar.. siapa yang menggerakkan hati pak Haji untuk berkata demikian?? jawabannya pasti Allah... alhamdulillah, fabi ayyi ala'irabbikuma tukadziban

Pak Haji Sarjono bercerita bahwa dia bermimpi bertemu abah. Dalam mimpinya dia melihat abah menggunakan baju putih yang bercahaya, wajahnya terlihat bahagia, kemudian berbicara dengan pak Haji secara langsung. saya agak lupa redaksinya seperti apa, namun intinya adalah "di sini saya sudah bahagia. ayo segera menyusul ke sini". dari mimpi tersebutlah, Allah menggerakkan pak haji untuk membebaskan hutang Abah. Satu masalah terselesaikan, tanpa mengeluarkan duit sedikitpun. alhamdulillah, fabi ayyi ala'irabbikuma tukadziban

mari renungkan sejenak... kejadian di atas bukan fiksi, bukan pula bualan rangkaian kata yang saya tulis.. kejadian itu benar terjadi adanya.. Allah menampakkan kuasanya atas segala sesuatu.

So. mari sempurnakan tauhid kita, dan senantiasa untuk selalu disempurnakan, karena setan juga tidak pernah istirahat untuk selalu menggoda kita menuju kesesatan. Apapun masalahnya, selama hati dan keyakinan kita terpaut dengan Allah swt.. semuanya akan terasa mudah.. tinggal bagaimana diri kita sendiri, mau memperturutkan hawa nafsu, atau mengikuti petunjuk Allah melalui al-Qur'an yang diturunkan dan diajarkan melalui nabi Muhammad saw. Wa Allahu a'lam bishawab..

*Renungan Dhuha sambil menunggu DPS

0 komentar:

Post a Comment