Sunday, November 10, 2013

Pasca Pendadaran

Pasca pendadaran biasanya menjadi jeda waktu yang tak mengenakan bagi kebanyakan orang. Fase ini biasanya menggalaukan banyak orang, karena bingung menentukan langkah. Sesuai dengan alasan ane dulu tentang menunda kelulusan adalah untuk mempersiapkan satu step di depan sebelum meninggalkan kampus. Persiapan kerja, pengalaman, jaringan, dan segala macam yang mendukung untuk target jangka panjang.

Nah, sesuai dengan yang saya persiapkan setahun ke belakang yakni, terjun di dunia media khususnya di bidang videography/sinematography. Sehari pasca pendadaran 3 kerjaan berderet meminta diselesaikan. Dua pekerjaan liputan acara dan satu pekerjaan training di luar kota. Semuanya dilaksanakan berderet dari hari ahad sampe hari jum'at tanpa jeda, dan dari jum'at sore hingga ahad (hari ini) saya gunakan untuk pulang menengok ibu.

Nah yang agak penting sebenarnya adalah peristiwa di rumah. Secara sadar, sengaja, dan direncanakan, saya ngobrol panjang dan serius dengan ibu tentang rencanaku sampai wisuda, pasca wisuda, dan harapan pasca kampus. Aku mulai dari kerjaan yang akan aku geluti saat ini dan beberapa bulan ke depan, rencana tempat tinggal, sallary yang didapet, dan segala macamnya. Secara garis besar ibu mengiyakan tanpa protes dan menyela. Pun aku ceritakan juga rencana melanjutkan studi ke jenjang master di luar negeri. Hmm untuk hal ini ibu sedikit menanyakan tentang bagaimana tanggung jawab menyekolahkan adikku kalau aku sendiri melanjutkan kuliah? aku jawab sepanjang pengetahuanku yakni, tentang besaran beasiswa yang diterima dan kebutuhan hidup. Setelah dapat penjelasan tersebut ibu menyetujui dan mengiyakan rencanaku. #alhamdulillah

Ada satu topik pembicaraan yang aku sengaja untuk dibicarakan di akhir pertemuan, dan seperti dugaanku sebelumnya, topik ini pasti tidak akan selancar dan segampang pembahasannya seperti topik lainnya. Topik pernikahan, dan benar saja pas aku sampaikan tentang rencana menyempurnakan agama setidaknya di akhir tahun depan. Ibu tertawa dan bilang "jangan-jangan kamu dah punya pacar?". #jederr boro-boro pacaran bu, bayar kuliah sama buat hidup aja susah, ditambah juga harus menjaga hati dan menjaga perasaan dan interaksi. Dan setelah obrolan panjang, intinya ibu mengizinkan dengan niatku menyempurnakan din akhir tahun depan, dengan beberapa catatan dan harapan dari ibu. Catatan yang paling ditekankan oleh ibu untuk diizinkan nikah adalah diterima beasiswa ke LN dulu. Obrolan ibu akhirnya mengarah pada harapan dan kriteria yang diberikan kepadaku, ada tiga yang diharapkan, (1) agama dan akhlaknya baik, (2) se-kufu, penekanannya pada tidak dari keluarga yang kelas ekonominya terlampau jauh di atas, karena hal tersebut bisa meminimalisir konflik dalam berumahtangga (3) kalau bisa dari keluarga sendiri, maksud ibu adalah dari klan Ba'alawi yang memiliki nasab ahlul bait nabi. Meski di akhir pembicaraan ibu juga mengatakan tidak harus dari klan ba'alawi.

pembicaraan berakhir dengan makan malam. Dan semuanya patut disyukuri dan diusahakan semaksimal mungkin. dan mari lihat kekuasaan Allah dalam setiap rentetan waktu. Reporter Umrah Makkah-Madinah 2014, Leiden University, Menyempurnakan din al-Islam, dan banyak rentetan kejadian lainnya yang bermuara pada ibadah pada Allah. biidznillah 

Manusia hanya bisa merencanakan, berdoa dan berusaha semaksimal mungkin. dan semuanya pada dasarnya kembali kepada kehendak Allah.

Istajib du'ayya Ya rahman Ya rahim. Aamiin.

0 komentar:

Post a Comment