Monday, June 22, 2015

Tasamuh dalam kerangka mewujudkan Indonesia yang Islami

Catatan Kajian Tarawih 21 Juni 2015. pembicara; Prof. Dr. Mahfud MD

Agama Islam adalah agama yang lurus dan bertoleransi kepada perbedaan agama lain. Rasulullah ketika berhijrah ke madinah tidak menumpas orang-orang yahudi maupun nashrani, tidak pula memaksa mereka untuk masuk islam semua nya. Islam mengakui perbedaan tersebut dan tidak pernah ada paksaan padanya. Orang-orang berbondong masuk islam karena melihat keluhuran orang islam dalam bersikap dan bertindak adil.

Fathul makkah dilalui dengan damai. Bahkan rasul menjamin keselamatan dan membuka diri dan menganggap orang kafir makkah sebagai saudaranya, meski sudah diperlakukan semena-mena beberapa tahun sebelumnya. Masyarakat makkah berbondong - bondong masuk islam melihat keluhuran adab dan akhlak ummat islam.

Pun ketika zaman sayyidina Umar ibn al-Khattab menaklukkan Palestina. Sayyidina umar menunjukkan akhlaknya dalam bertasamuh paska futuhat Palestina. Sayyidina umar tidak langsung melakukan shalat berjamaah di baitul maqdis, karena menghormati ummat nashrani dan yahudi. Sayyidina umar melakukan shalat di tempat lain. Kekuatan akhlak inilah yg menjadikan penduduk Palestina juga berbondong masuk Islam.

Perbedaan memang fitrah yg Allah, Allah bisa saja menjadikan kita umat yg satu, namun Allah ciptakan perbedaan untuk menguji kita dalam berbuat kebaikan di muka bumi.
 وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ} [المائدة : 48]
" Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,"

Allah menegaskan lagi dalam surah hud
 {وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ} [هود : 118]

"Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat"


Maka dalam kerangka di atas, kita harus melakukan cara yg sama, berdakwah dan bertasamuh menggunakan cara yang lembut dan baik, bukan untuk menakut-nakuti.

Perjuangan islam indonesia dalam mewujudkan Negara Islam Indonesia kedalam bentuk formal konstitusi negara memang telah gagal, baik dalam sidang BPUPKI maupun sidang konstituante. Namun perjuangan mewujud Negara Indonesia yg Islami adalah perjuangan berikutnya. negara indonesia islami adalah negara yang dikelola dengan jujur dan adil dengan nilai islam yg substanstif di dalamnya.

Ummat islam di indonesia bisa bersatu menentukan kriteria pemimpin yg islami dgn lengkap, namun selalu pecah kalau sudah menyangkut siapa yg akan dimajukan. Jika tidak dari golongannya maka akan dgn mudah menyeberang dan dengan mudah menjadi golongan yg merugikan ummat islam.

Tugas kita hari ini adalah membangun Indonesia madani: Indonesia masyarakat yg berperadaban.

Membangun peradaban dengan substansi islam dengan kesatuan kenabian, kesamaan visi ( kalimatun sawa'). Semua itu dibangun dengan visi keadilan. Karena Negara hancur itu karena ketidakadilan, karena hukum kepada orang kaya dan ningrat dibedakan, sedangkan rakyat kecil dihukum dgn cepat.

Nabi sudah mencontohkan bahwa keadilan harus ditegakkan tanpa memandang dari mana asal dan pangkat sosialnya; dengan peristiwa datangnya seorang yg punya kedudukan tinggi meminta pengampunan dr hukuman karena mencuri. Nabi menjawab dengan tegas, "bahkan seumpama anakku Fatimah mencuri, akan kupotong tangannya juga"

Imam Ali bin abi thalib Karamallahu wajhah juga pernah menjelaskan "akan kuat dan abadi sebuah daulah yang dipimpin oleh pemimpin adil, meski pemimpinnya kafir. Dan akan hancur sebuah daulah jika dipimpin pemimpin yg dzalim meski dia seorang muslim"

Perjuangan keadilan di negeri ini juga harus diperjuangkan melalui jalur yang benar.

Melalui koridor yang benar, jangan sampai membuat kelumpuhan pada negara. Semarah apapun dan setidaksetuju apapun kita pada pemimpin, kita harus tau di mana batasan yg tidak boleh dilakukan. Jangan sampai membuat negara ini lumpuh dan mengalami kekosongan pemimpin, karena efeknya akan sangat besar dan melemahkan negeri ini.

Ibn Taimiyah pernah mengatakan "dipimpin enam puluh tahun oleh pemimpin dzolim lebih baik daripada tidak mempunyai pemimpin dalam satu malam" ".

Negara ini harus tetap ada dan penting dipertahankan untuk menjalankan kenyamanan dalam kita ibadah. Nilai Islam dan kekuasaan itu harus berjalan beriringan karena keduanya saling melengkapi. Imam Ghozali mengatakan agama dan kekuasaan adalah seperti saudara kembar. Keduanya saling melengkapi agar tidak berlebihan satu sama lainnya yg berujung pada ketidakadilan.

Konstitusi Indonesia adalah mitsaqan ghalidza, kita punya hak di dalamnya, dan kita harus memperjuangkannya melalui jalur yg benar.

Diringkas oleh; @fahmibasyaiban

0 komentar:

Post a Comment