Friday, January 18, 2013

Traveling Lagi

Sangat wajar jika orangtua tidak menyarankan anak-anaknya baik laki-laki maupun perempuan untuk keluar malam dalam keadaan sendirian.

satu kesimpulan yang dapat saya ambil ketika melakukan perjalanan selama 3 hari ini dari jogja-rembang. kesimpulan ini dapat saya ambil, karena melihat kenyataan keadaan yang berbahaya dengan mata kepala saya sendiri secara langsung.

Sebenarnya di perjalanan ini saya lakukan sendirian, tapi dalam perjalanan pulang mendadak jadi berkelompok, 5 orang. saya dengan 4 orang wanita temannya si Windy yang juga datang ke nikahannya. Mereka juga mau pulang ke jogja, jadilah bareng-bareng dalam perjalanan. dari rencana awal, jam 1 dari rembang, jam 4 sudah sampai di semarang dan melanjutkan perjalanan dengan bus ke jogja, tapi apa daya macet melanda perjalanan di jalur Juwana sampai Pati, dan barulah sampai di Semarang jam 8 malem. Transit Sholat, bersih diri di RSI Sultan Agung.

Kenyataan bahwa sudah tidak ada Bus maupun Travel yang bisa mengangkut sampai ke Jogja di depan mata. Hanya ada dua pilihan, naik bus jurusan solo, kemudian pindah bus jurusan jogja ketika sudah sampai. pilihan kedua menginap di semarang. dari diskusi dengan keempat anggota rombongan lainnya, saya tidak menyarankan untuk melanjutkan perjalanan ke solo dengan. alasannya keamanan, perjalanan Semarang-solo memakan waktu 3 jam, sampai solo jam 11 malam, kalau lanjut ke jogja naik bus lagi dua jam, sampai giwangan jam 1 malam. Kalau cowok semua gak masalah, lha ini ada ceweknya. Ingat keamanan daerah jogja dengan yang lainnya itu sangat berbeda, pencopetan, pemalakan, bahkan pemerkosaan itu sangat rawan.

Pilihan paling realistis pun hanya menginap di Semarang, akhirnya dapat juga tempat yang mau menerima kami untuk numpang sampai esok hari, salah seorang teman yang bekerja di daerah kauman bersedia menampung kami di sebuah mess yang bergabung dengan toko roti tempat dia bekerja. *udah kayak di novelet madre aja... #haha. Yang Putri menginap di Mess karyawan putri, dan ak menginap di mess putra.

dari terminal kami naik angkot jurusan pasar johar, nah kejutan yang kami khawatikan pun terlihat. Angkot yang kami tumpangi ternyata lewat  jalan tempat para PSK mangkal, shock, mengelur dada, dan beristighfar melihat itu semua. setelah lewat.... akhirnya kami turun di tempat yang diinginkan, dan berjalan 200 meter menuju kawasan masjid kauman. dari perjalanan menuju ke sana, ketika di depan pasar johar, tepat di depan hotel metro ada angkot berhenti disitu. dan secara ga sengaja salah satu dari kami melihat sesuatu di dalam angkot, #astagfirullah... sebegini ngerikah kondisi di sini..

OK akhirnya nyampai juga di toko roti "rapi", kami menginap di situ.. sebelum merebahkan diri ke peraduan masing-masing, teman kami yang menampung kami bercerita "kalau disini jam 8 saja sudah sepi, tak ada yang berani keluar. soalnya kondisinya sangat tidak aman".

jadilah ini sepenggal kisah dari berbagai perjalanan yang aku lakukan... selalu saja ada hikmah besar yang bisa diambil dalam setiap perjalanan..
"menjaga diri dengan keimanan, membentenginya dengan ibadah, menjaga izzah sebagai muslim itu dapat memantaskan diri untuk mendapat pertolongan Allah di manapun anda melakukan perjalanan"


Catatan tambahan: Sampai sekarang saya tidak tahu nama 4 orang cewek yang saya ceritakan di atas, yang saya tahu mereka anak pesantren di Krapyak dan temannya Windy , sebatas itu doank... #haha #parah

0 komentar:

Post a Comment