Saturday, September 6, 2014

Catatan Kajian: Nadhratu an-na'im


Bismillah.. Mencoba merangkum kajian Majelis Cahaya Iman, Jum'at Pagi, 5 Sept 2014.
Pembahasan pada majelis kali ini adalah bedah kitab, Mausu'ah Nadhratu an-Na'im fi makarimi ahlaqi ar-rasuli al-karim shalla Allahu 'alaihi wa sallam.
kitab ini ada 12 jilid, disusun oleh syaikh Shalih ibn 'Abdullah ibn Humaid, dan Syaikh 'Abdurrahman ibn muhammad ibn 'Abdurrahman ibn Malluh.
Pada jum'at ini baru masuk jilid satu bab satu.
Pembahasannya tentang ibtila' dan fitnah.
Ibtila' diartikan menurut al-manawi, al-bala'u kal baliyah, Al-bala' itu seperti kesedihan. atau lebih dekat dgn makna musibah. Juga disamakan dengan al-gham=kesusahan. dikatakan demikian karena bala' itu merupakan ujian jasad.
Ibtila'/bala' juga berhubungan erat dengan fitnah (ujian). Keduanya saling melengkapi arti dan bertautan makna.
di sini tentu makna fitnah bukan yg kita pahami dalam bahasa indonesia..
Di dalam bahasa indonesia fitnah diartikan, memberikan berita kepada seseorang ttng perbuatan orang lain yg sebenarnya orang itu tidak lakukan.
Al-fitnah dalam bahasa arab diartikan ujian. Atau maknanya disamakan dgn ikhtibar
Secara istilah Dr. Majid al-Kilani mengartikan alfitnah hiya al-imtihan au ikhtibar al-madzhab lil-aqli au al-mali au mudhil 'an al-haqq.
Fitnah adalah ujian atau coba'an kepercayaan untuk pikiran, harta, atau hal yg menyesatkan dr kebenaran.
Ibn Qayyim membagi fitnah menjadi dua: -al-Fitnatu asy-syubhat -al-Fitnatu asy-syahawat
Fitnah syubhat terjadi karena kurangnya ilmu dan niat yg salah. Fitnah ini menjerumuskan orang pada kekafiran. Atau pada level yg lebih rendah menjerumuskan pada kemunafikan, dan menjadikan orang menjadi pelaku bid'ah.
sedangkan fitnah asy-syahawat tergambar dalam surah at-taubah 69. orang-orang munafik memperturutkan dunia dan syahwat-nya melebihi kemampuan mereka sendiri.
Al-Fitnah asy-syahwat terjadi karena cinta pada dunia dan memperturuti syahwat.
Contoh dari fitnah ini adalah al-Fitnatu al-'alim al-fajir.. al-fitnah bagi orang-orang yang pintar, namun dia menggunakan kepintarannya untuk menuruti hawa nafsunya. Ilmu yg dia punya dia gunakan untuk mewujudkan nafsunya
contoh kedua: orang pandai beribadah namun bodoh.
Dia punya semangat beribadah yg tinggi namun tidak mendasari apa yg dia kerjakan dgn ilmu atau bertanya pada ulama'. Hal ini menjadikan fitnah (ujian) bagi dirinya dan hal tsb bisa menjauhkan dirinya dari kebenaran.
Lalu bagaimana caranya agar terhindar dari fitnah ini?
Allah menjelaskan dalam surah as-sajdah ayat 24. Kita bisa terhindar dr fitnah yg dapat menjatuhkan kita dalam kesesatan dengan 2 cara. 1. Sabar. Bersabar yg dimaksud di sini adalah sabar dalam menegakkan kebenaran. 2 Yakin, meyakini bahwa ayat-ayat Allah adalah sumber kebenaran haqiqi dan merubakan kebenaran yg mencakup kebenaran universal yg diyakini seluruh manusia.
MACAM-MACAM IBTILA'. 1. al-Ibtila' at-taklifi 2. al-Ibtila' asy-Syakhshi 3. al-ibtila'i al-ijtima'i
1. al-Ibtila' at-taklifi adalah ujian yang diberikan kepada manusia secara umum. Hal ini diberikan kepada manusia sebagai ujian beban hidup untuk memegang amanah.
Seperti dijelaskan Allah dalam surat al-ahzab 72. Bahwasanya Allah telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Kemudian dipikullah amanah itu oleh manusia, padahal manusia itu banyak melakukan kedholiman dan juga banyak kebodohan..
Ujian amanah ini untuk menentukan manusia, siapakah yg terbaik amalnya, dan siapakah yg lolos dalam ujian amanah di muka bumi. (Hud: 7) (al-Mulk:2)
2. Al-Ibtila' asy-syahshi. Itbila' syahshi adalah ujian untuk mengetahui keadaan sebenarnya batin dan hati manusia. Ujian ini menjadikan seseorang terlihat kualitas sebenarnya. Perumpamaan ujian ini adalah seperti benda tambang, untuk mendapatkan unsur murninya ada beberapa tahapan yg dilalui seperti dihancurkan, dibakar, kemudian baru didapatkan unsur murni dr barang tambang tersebut.
Hal ini seperti Allah tunjukkan dalam surah al-insan 2-3: Allah menciptakan manusia dan hendak mengujinya dengan perintah dan larangan, manusia dijadikan mendengar dan melihat. Dan Allah tunjukkan jalan yg lurus. diantaranya ada yg bersyukur dgn menjadi beriman dan ada pula yg mengingkari dan menjadi kafir.
Pun Allah masih menegaskan di akhir ayat surah ali imran 154. Allah berbuat demikian untuk menguji apa yg ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yg ada dalam hatimu. Allah Maha mengetahui setia isi hati.
3. Al-Ibtila' al-Ijtima'i. Allah memberikan ujian kepada manusia dengan menghadirkan manusia lainnya. Disadari atau tidak orang-orang disekitar kita dalah ujian bagi diri ini..
Misal, hadirnya orang-orang fakir, miskin, dhuafa' di sekitar kita merupakan ujian pilihan bagi kita, mau jadi mukhsinin dengan menjadi orang yg mudah bersedekah atau menjadi orang yg membelenggu tangan sendiri dr kebaikan dan sedekah.
Allah memberikan kelebihan pada masing-masing orang baik dalam hal kekuasaan, ilmu dan pengaruh; beberapa derajat di atas yg lain juga merupakan ujian ttng apa yg diberikan Allah kepada Manusia (al-an'am 165).
Jika dia tidak lulus dalam ujian tsb, sungguh Allah amat cepat siksaannya.
Pun dalam perkara rezeki, Allah juga menegaskan itu juga sebagai bentuk ujian. dalam surah an-nahl dijelaskan bahwa Allah melebihkan rezeki dr sebagian manusia. Tetapi orang yg dilebihkan rezekinya itu tidak mau memberikan sebagian hartanya untuk budak-budak yg mereka miliki, mereka itulah orang yg mengingkari nikmat Allah.
Demikian, semoga bermanfaat.. Wa Allahu a'lam bishawab..
Yogyakarta, 6 September 2014 Ditulis @fahmibasyaiban *ditulis manual pakai HP, karena ditagih catatan kajian oleh ustadzah Yurisa.. pas dicopas ke sini kok ternyata kok banyak ya. semacam tidak percaya kalau itu semua ditulis saat chating WA pake HP. ternyata celoteh asal nulis kalau dikumpulkan banyak juga. Jangan kapok buat nagih catatan kajian, biar ane ada alasan nulis agak serius.. :)

yang mau ebook kitabnya bisa didownload di sini

0 komentar:

Post a Comment