Wednesday, April 17, 2013

Menolak Pinangan?

heitss... jangan berpikiran kalau ane nulis kek gini, ane lagi galau... ane hanya mau share tentang sebuah pertanyaan yang ditanyakan sama ane oleh seorang teman. intinya meminta penjelasan tentang penolakan pinangan seorang yang datang untuk melamar. bagaimana hukumnya? bukankah ada hadist yang mengatakan bahwa jika datang kepadamu laki-laki sholih, maka nikahkahlah dia dengan wanita yang ada dalam perwalianmu, jika tidak akan terjadi fitnah, dst?

jujur pertanyaan ini tidak dalam kapasitas saya untuk menjawab, karena saya sendiri juga belon nikah. masak dah mau ngejawab pertanyaan yang beginian.. #doh
"ntar saya tanyain ke ustadz saja dan saya rujuk ke beberapa kitab terkait"


dan setelah bertanya dengan ustadz dan beberapa buku terkait, saya susun menjadi kalimat singkat di bawah ini.



Bismillah mencoba menyampaikan yang sudah saya tanyakan sama ustadz dan kitab maraji' yang berkaitan. penjelasannya agak panjang dikit, karena harus menyamakan Frame dulu.

Hukum dasar dari menikah adalah sunnah, jadi bukan merupakan sebuah kewajiban, makanya ada kebolehan memilih antara mau mengambil sunnah atw tidak.

namun rasul juga mengingatkan bahwa sunnah menikah itu sangat dianjurkan, karena banyak hikmah dan kebermanfaatan di dalamnya.

man raghiba sunnati falaisa minny, barang siapa meninggalkan sunnahku (menikah) dia bukan termasuk golonganku.

ingat juga pernikahan hukumnya juga bisa berubah menjadi wajib pada keadaan tertentu, misal keadaannya matangnya umur, kematangan ilmu, dan kematangan dalam hal harta. maka nikah menjadi kewajiban baginya.

dalam proses menuju kesana, terutama dalam memilih pasangan sudah sangat familiar untuk mempertimbangkan 4 hal, kekayaan, Nasab, fisik, dan agama. anjurannya lebih mengutamakan agamanya.

lalu bagaimana ketika ada lelaki sholeh datang, sedangkan ada hadis yang antum tanyakan tadi. apakah itu artinya menolak orang sholeh untuk menjadi pendamping hidup?

syaikh shalih fauzan al-fauzan pernah ditanya pertanyaan yang hampir sama.? silakan rujuk kitab beliau al-mar'ah al-muslimah.

"apabila engkau tidak berhasrat untuk menikah dengan seseorang maka engkau tidaklah berdosa untuk menolak pinangannya, walaupun dia seorang lelaki sholih"

karena pernikahan dibangun di atas pilihan untuk mencari pendamping hidup yang shalih disertai kecenderungan hati terhadapnya.

kecenderungan hati ini menjadi hal yang menjadi dasar dalam mengambil keputusan juga sesholih apapun orangnya.

mari ambil ibroh dari kisah abu bakar dan umar yang melamar putri rasul, fathimah az-zahra'. siapa yang bisa meragukan kesholihan dan ketaqwaan umar dan abu bakr? tapi kenapa mereka ditolak lamarannya?

hadis tsb tidak bisa maknai dgn "ketika ada lelaki sholih datang, maka harus diterima lamarannya". pertama karena memang tidak memakai fi'il amr yg menjadi penyebab utama perintah yg mewajibkannya.

kedua, hadis tersebut menjadi himbauan saja, supaya tidak terjadi fitnah dari peristiwa tersebut. maka dari itu hukum menikah dikembalikan ke hukum asalnya yakni sunnah.

hal ini terlihat dari atsar sahabat, umar juga pernah beberapa kali ditolak oleh perempuan yang ingin dinikahinya. bukan karena menolak kesholihan umar, namun karena ada sifat dr umar yang tidak 'sreg' ketika dia menjadi suaminya.

Wa Allahu a'lam bishawab. #CMIIW

3 comments:

  1. hohoho..ternyata saya juga tertipu oleh judulnya

    lama tak berkunjung, dan new template, semoga juga new semangat.

    ReplyDelete
  2. OK sipp...

    semoga berkah dengan segala aktivitas antum .. :)

    ReplyDelete
  3. Maaf sebelumnya... Yang menarik untuk saya adalah antum Ahlul Bait tapi mengutip pentolan Wahabi yaitu Syaikh Shalih Fauzan yang sangat anti Auliya', anti Pengutamaan Ahlul Bait, anti pengutamaan Habaib, anti bermadzhab.
    Yang saya khawatirkan antum yang memilih untuk belajar ilmu agama (mondok) setelah beranjak dewasa ternyata kemudian memilih tempat beajar yang berhaluan berlawanan dengan identitas diri anda beserta segala kemuliaannya. Semoga Allah melindungi kita semua dari kelompok2 yang mencoba menjauhkan kita dari kecintaan terhadap Kanjeng Rasulullah SAW beserta seluruh Ahlul Baitnya hingga akhir zaman, amien.
    Maaf sebelumnya sekali lagi untuk pernyataan saya yang awam dan dhaif ini.
    Jazakallah....

    ReplyDelete