Sunday, November 3, 2013

Pendadaran: Memanen Hikmah

"bagaimana tadi saat pendadaran, merasa tegang? dan apa yang kamu dapatkan?" tanya ustadzah Uswah selaku ketua jurusan sekaligus ketua sidang pendadaran, sesaat setelah rapat tim dosen penguji untuk memberikan nilai.

"tegang di awal saja, ustadzah. selanjutnya saya merasa tenang dan biasa saja, tidak seseram apa yang dibilang teman-teman. Dari dua jam berlangsung saya menyadari banyak kritik dalam penulisan skripsi ini, tapi saya menyadari dan merasakan kritik tersebut bukanlah kritik yang bertujuan untuk menjatuhkan, melainkan kritik yang membangun. Dari semua yang berlangsung semuanya kritik yang membangun, dan saya  mendapatkan koreksi yang berarti. Pelajaran yang saya dapatkan hari ini adalah bahwa dalam penulisan karya ilmiah, kita harus bisa mempertanggungjawabkan secara pribadi, secara keilmuan, maupun teknis" itu jawaban ane. 

Jujur ye, sampe sekarang ane masih mikir, kok bisa ane ngomong macam seperti itu. Hebat bener ane bisa ngomong kayak gitu, diplomatis tapi tetep ngena.. #haghag 

pesan terakhir yang ane ingat bener dari ustadzah Uswah saat mengumumkan nilai. 
"Saudara Achmad Fahmi, sesuai dengan nama anda. saya berharap anda terus mau belajar dan memahami banyak hal. Jadi setelah ini, dimanapun anda setelah menjadi sarjana dengan titel sarjana sastra arab. Tetaplah kembangkan diri anda, karena anda punya potensi yang cukup besar dibanding teman-teman anda yang lain".

kalimatnya kayaknya biasa kalau udah ditranslate dalam tulisan, tapi karena dalam suasana yang pas, efeknya jadi lebih ngena cuy.. 

Intinya pendadaran itu enteng-enteng saja, asal kita yakin, berusaha, dan berdoa kepada Allah bahwa semuanya diatur dan dimudahkan olehNya. tugas kita hanya memaksimalkan ikhtiar. Satu hal yang saya syukuri dalam pendadaran ini adalah Allah telah menenangkan hati dalam menghadapi ujian ini. Maka mudah bagi Allah untuk menenangkan hati hambanya dalam keadaan apapun.

Alhamdulillahi rabbi al-'Alamin 'ala kulli hal

0 komentar:

Post a Comment