Friday, January 26, 2018

MASJID GURU TUA

Dari dua perjalanan dua minggu ke Indonesia Timur bulan lalu, dari sekian masjid di beberapa kota, di masjid ini yang paling nyaman dan menautkan hati. 


Bangunannya tidak terlalu besar, namun nyaman dan hangat. Hangat karena orang-orang di dalamnya ramah bukan karena megahnya gedung. Di sini seperti bertemu saudara jauh, hanya dengan menyebutkan nama dan fam sudah cukup jadi password untuk dianggap saudara, hingga diajak mampir ke rumah, disuguhi kudapan lezat, dan ketika mau pulang "nanti kalau ente pulang, titip salam untuk abah dan ajus". Ces.. Adem, perjalanan sendirian menjadi tidak membosankan karena dipertemukan saudara saudara baru. 

Inilah akhlak jamaah Arab Palu yang hangat dan memuliakan tamu. Selain keramahan, sepertinya saya harus banyak belajar ukhuwah sesama jamaah di Palu. Perbedaan pandangan furu'iyyah disikapi dengan arif di sini sejak dulu. Inilah salah satu jejak kebaikan Guru Tua yang tidak terlihat namun bisa dirasakan. 

Tiada yang menyangka dari masjid kecil dan madrasah kecil yang dibangun Guru Tua Sayyid Idrus ibn Salim (SIS) al-Jufri ini akan membesar menjadi lembaga pendidikan terbesar di Indonesia Timur yang memiliki ribuan madrasah yang tersebar dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, hingga Maluku. Hingga dari jasanya ini, beliau diangkat menjadi pahlawan bidang pendidikan dari Palu. Jalan utama dan bandara di Palu tersemat namanya: SIS al-Jufri atau Guru Tua. 

أن الله يعلي درجاته في الجنة وينفعنا به وبعلومه وأسراره في الدين و الدنيا والآخرة. 
@fahmi.basyaiban
191117

0 komentar:

Post a Comment