Thursday, October 18, 2012

Hujan di sore hari

Baru saja berakhir hujan di sore ini, menyisakan keajaiban indahnya kilauan pelangi…

 Yah… hujan kembali mengguyur sore yang indah ini, banyak yang bisa diceritakan dari peristiwa sore sejak kecil hingga hari ini. Kebanyakan waktu sore selama hidupku aku habiskan dengan kondisi bahagia.  Masih teringat jelas di kepala ini, saat sore adalah saat menyenangkan setelah puas bermain setelah pulang sekolah atau saat setelah sadar dari peraduan yang mengembalikan energi yang habis sejak pagi. Saat sore begitu menyenangkan dengan teguran dari ibu untuk segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke pesantren mengais ilmu agama dari pak kyai yang sederhana dengan bangunan sederhana, dengan fasilitas sederhana pula. Mungkin jika dibandingkan dengan keadaan sekarang, keadaan saat itu sungguh tidak layak disebut sebagai institusi pendidikan. Tapi disanalah pengetahuan dasar islam aku peroleh. Terimakasih banyak untuk pak Kyai dan ustadz-ustadz muda yang rela tak digaji untuk mengajar kami
Masih dengan waktu sore hari.. waktu biasanya hujan mengguyur bumi dengan rezeki yang Allah berikan, menghidupkan bumi yang mati dan kering dan menggantinya dengan aroma kehidupan yang khas.. ya aroma tanah kering yang terkena air hujan, aroma itu sungguh melekat dalam hati ini untuk selalu merindukannya kapanpun di mana  pun. Masa itu adalah masa untuk ritual hujan-hujanan, Rasanya masa itu sungguh menyenangkan hujan-hujanan tanpa rasa takut sakit, yang ada adalah luapan rasa bahagia menyambut tumpahan rezeki dari langit. Rasanya rindu sekali diri ini untuk main hujan-hujanan bersama dengan kawan terdekat, bersama kawan-kawan masa kecil, atau setidaknya dengan orang yang punya kesamaan menyukai hujan-hujanan.

Bersamamu kuhabiskan waktu senang bias mengenal dirimu, rasanya semua begitu sempurna sayang untuk mengakhirinya.

Pulang ke rumah setelah ritual hujan-hujanan juga jadi peristiwa yang sayang untuk dilupakan, air panas untuk mandi sudah disiapkan oleh ibu, meski pada awalnya ada sedikit kemarahan akibat melakukan ritual ini. Ahh kawan… itu kenangan sederhana dari  bentangan masa kecil yang indah, sepenggal kisah yang mungkin bisa menumbuhkembangkan kembali semangat untuk terus bertahan dan menikmati setiap perjalanan hidup ini. Kisah yang menyadarkan bahwa kita sudah berjalan jauh meninggalkan masa itu, dan kini dihadapkan pada tuntutan untuk bersikap dewasa….

Melawan keterbatasan walau sedikit kemungkinan Tak kan menyerah untuk hadapi, hingga sedih tak mau datang lagi..

Renungan disela mengejakan skripsi..


0 komentar:

Post a Comment