Tuesday, March 19, 2013

Kenorakan Aktivis Pasca Menikah

Semakin ke sini hipotesis saya semakin terbukti dgn munculnya fakta sosial yg terus menguatkan. | bahwa aktivis dakwah tarbiyah itu (kebanyakan) norak di sosial media setelah menikah. sebelum nikah, menjaga kesucian status FB dgn tdak update status yg norak-norak, isinya kebanyakan kalimat hikmah, petikan Qur'an, hadis, kisah sahabat, dan kisah hikmah.. Sebelum menikahpun, menjaga kesucian diri dgn tdak memasang foto dirinya sendiri terutama untuk akhwat, untuk menghindari fitnah dan hal-hal yg tidak diinginkan..dan semuanya berubah jadi norak setelah menikah, kesucian update statusnya berubah jadi kalimat-kalimat norak yg menampilkan kemesraan bersama sang suami/istri. Kalau seminggu setelah menikah sih gak masalah.. Lha ini terus-terusan sampai kalimat hikmahnya seakan menguap entah kemana..Norak kedua, foto profilnya langsung ganti jadi norak, pelukan sama sang suami, foto mesra, dll. | lalu apakah setelah menikah tindakan menjaga kesucian foto hilang begitu saja? Kalau ada yg menganggap itu wajar untuk ukuran aktivis dakwah, sy termasuk yg tidak sepakat. Entah mengapa intuisi saya sangat risih dgn hal demikian.
Aah.. Mungkin saya terlalu utopis standar aktivis dakwah. | tp klo dibandingkan dgn standar muashofat tarbiyah terutama di point Matinu al-Khuluq, jelas ini ga sesuai. Matinul Khuluq, kekuatan akhlak inilah yg menjadi standar kunci dan ciri khas kader dakwah. kematangan karakter itu jga ditunjukan melalui perilaku di socmed juga..

Wa allahu a'lam bishowab.. #NtMS #CMIIW



3 comments:

  1. btw gw setuju mi.. hehe... smoga kita-kita yang masih mikir gini kedepannya bisa istiqomah..

    ReplyDelete
  2. Straight to the point :D

    ReplyDelete
  3. Itu terserah orangnya lah kan pilihan... Orang udah halal kok ga dosa

    ReplyDelete