copas dari kulsap grup ODOJ MJR-SJS, pas giliran ane kulsap di grup, saya repost di sini, semoga bermanfaat. kulsap segini panjang?? mane ada.. #haha
Dalam kehidupan seorang mu’min dua hal selalu hadir dan
harus selalu hadir dalam dirinya secara proporsional, hal itu adalah khauf
(takut) dan raja’ (harapan). Khauf (takut) di sini secara istilah dimaknai
dengan takut akan siksa dan azab karena dosa. Sedangkan roja’ (harapan)
dimaknai dengan pengharapan atas kemurahan, pengampunan dan kasih sayang Allah.
Keduanya harus proporsional hadir dalam diri kita, jika seseorang khauf-nya
lebih besar maka dia akan selalu dirundung galau gundah gulana karena terlalu takut
akan azab Allah. Begitu juga jika seseorang terlalu besar roja’-nya , dia akan
terlalu pede dalam melakukan dosa “ah entar aja, Allah kan maha pengampun dan
maha penyayang.. ntar habis ini kita taubat”. Sikap proporsional itu tercermin
dari perilaku kita sehari-hari, kita takut terhadap dosa-dosa kita yang bisa
menyebabkan datangnya azab dengan melakukan banyak istighfar, memohon ampun dan
taubat dari segala dosa. Dan di sisi lainnya mengharap Allah memberikan
rahmatnya agar diberikan kasih sayang dari Allah swt. Penegasan pemahaman ini
dinyatakan rasul saw dalam hadisnya, “seandainya mu’min mengetahui siksa di
sisi Allah swt, maka dia tidak berharap untuk masuk surge. Dan seandainya
seorang kafir mengetahui rahmat di sisi Allah, maka dia tidak takut untuk masuk
neraka” (HR Muslim)
Ada istilah lain dalam al-Qur’an yakni “khasy-yah” yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan kata ‘takut’, namun sejatinya
maknanya berbeda dari sekedar takut. Kalau khauf itu mencerminkan
ketidakberdayaan secara lahiriah dan manusia tidak punya daya untuk
menghindarinya (al-Insan 10). Kata “Khas-yyah” bermakna takut, segan karena
hormat, patuh, dan tunduk karena kebesaran yang ditakutinya. Seperti dalam
surat al-Hasyr, ketika Allah memberikan perumpamaan jika Al-Qur’an diberikan
kepada gunung, maka gunung itu akan hancur karena min khasy-yatillah. Dalam
ayat lain, orang yang paling takut (khasy-yah) adalah ulama’. Pun masih
ditegaskan dalam hadis nabi, “aku ini adalah orang paling menyenal Allah, dan
aku orang yang takut (khasy-yah) pada Allah (HR Muttafaqun ‘alaih).
Buah dari khauf yang ada dalam diri kita adalah agar kita
senantiasa mawas diri, jujur mau mengakui keadaan dan mau menghisap diri
sendiri karena ketakutan akan azab Allah. Yang dengan itu kita akan senantiasa
sadar untuk memperbaiki kekurangan, dan bermuara pada menjauhi sombong,
menjauhi iri dan dengki. Hal ini disarikan dalam sebuah qaul ulama’ “barang
siapa takut kepada Allah maka dia bersungguh-sungguh dalam keta’atan”, dan qaul
ulama’ lain juga menegaskan”orang yang takut bukanlah orang yang menangis, akan
tetapi orang yang meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah swt dan
rasulullah saw”.
Roja’ menjadi penyeimbang yang harus hadir dalam diri kita,
agar ketika kita sadar akan kekurangan dan takut akan azab Allah, kita tidak
akan jatuh pada kegundahgulanaan karena masih
ada Allah yang memberi rahmat dan
kebesarannya seperti dijelaskan dalam surah yusuf 87 dan surah az-zumar 53-56.
Pun juga kita harus sadari bahwa kita bisa masuk surga bukanlah karena
amalan-amalan kita, tetapi karena amalan kita menjadi sebab datangnya rahmat
Allah. Seperti diungkapkan nabi dalam sebuah hadis, “la yudkhila ahadukum
amalahu al-jannah, tidak ada seorangpun di antara kalian yang akan masuk karena
amal-amal kalian saja”, para sahabat bertanya “wala anta ya rasulallah?
Meskipun dirimu ya Rasulallah?”, “na’am, wala ana illa yataghammadaniya Allah
bi rahmatin wa fadhlin. Ya bahkan diriku, kecuali Allah memberikan rahmat dan
keutamaannya”. Demikian kulsap dari saya, kurang dan lebihnya mohon maaf,
semoga kita senantiasa bisa menghadirkan khauf dan roja’ dalam diri kita secara
proporsional. Semoga Allah mengampuni dan memberikan rahmatNya pada kita semua,
aamiin.. wa Allahu a’lam bishawab.
Fahmi Basyaiban, 31 Januari 2014.
0 komentar:
Post a Comment