Sunday, March 1, 2020

MENGHABISKAN MAKANAN



Menghabiskan makanan yang sudah diambil adalah bentuk penghargaan pada semua orang yang terlibat dalam proses sampainya makanan ke meja dan siap santap.

Beberapa kali kunjungan ke petani dan buruh tani di beberapa daerah itu menghadirkan cara pandang baru dalam menghargai makanan. Misal dalam produksi padi, petani merawatnya "seperti anak sendiri" seperti jargon sebuah produk kecap. Proses semai dari benih sampai panen setidaknya butuh waktu lebih dari 4 bulan. Detail setiap prosesnya butuh energi, waktu, perhatian, dan biaya yang tidak sedikit. Margin proses bisnis tani ini pun cenderung kecil dibanding effort yang harus dikeluarkan.

Pun dengan penanganan pasca panennya: memisahkan bulir dari damen, mengeringkannya, menggilingnya pada rice milling, mengemas, kemudian didistribusikan. Semua dilakukan banyak orang dengan waktu yang tidak sedikit.

Itu baru soal tanaman pangan, belum soal sayur, dan bahan makanan hewaninya. Lengkap sudah perjuangan banyak orang untuk hadirkan makanan. Belum lagi peran orang-orang yang memasaknya.
Jadi, mengambil makanan secara bijak, menghabiskannya, dan menghindari hadirkan sampah makanan adalah bentuk terima kasih sederhana yang bisa kita lakukan. Hal kecil tapi menjadikan kita mindfulness terhadap makanan, karena makanan bukan perkara apa yang dikonsumsi dan apa yang bisa dibeli, tetapi juga tentang menghargai peran orang-orang dan proses yang menyertainya.

#HabiskanMakanan #HabiskanSampaiTandas #MindfulnessEating #ForEarthForLife

Tabik,
Semarang, 23 Jan 20
@fahmi.basyaiban

0 komentar:

Post a Comment