Sunday, March 1, 2020

LEBIH DARI SEKEDAR MANTRA




Laki-laki itu mendudukkan anak balitanya selepas maghrib, mengajak si anak mendengarkan dan menirukan apa yang terucap dari lisannya. Kegiatan itu berulang di setiap waktu sepanjang dia tidak pergi keluar kota.

Ia membuka catatan dzikir yang dia terima dari almarhum ayahnya. Anak balitanya dengan senang hati menirukannya. Adzkar yang berisi dzikir yang ditartibkan itu berisi ayat al-Qur'an dan bacaan yang diriwayatkan oleh Rasulullah Muhammad shala Allahu alaihi wa salam. Kebanyakan bacaannya diulang tiga kali sebelum berpindah ke adzkar berikutnya.
Dari kebiasaan itu ada bacaan dzikir yang diulang dan menempel pada memori balitanya, hingga tanpa sadar sang balita berucap

بسم الله الذي لايضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم

Bismillahilladzi la yadhurru ma'asmihi syai'un fil-ardhi wala fis-sama'i wa huwa as-sami'u al-'Aliim.

_Dengan menyebut asma Allah yang dengan namanya tiada sesuatu yang akan membahayakan di seluruh bumi dan langit, Sungguh Allah, Dia Maha mendengar dan mengetahui_

Lelaki itu saya panggil Abah. Adzkar Ratib al-Haddad yang beliau ajarkan masih tertempel jelas dan dibaca menjadi dzikir pagi dan petang. Membacanya menghadirkan pahala dan perlindungan, pun juga jadi pahala bagi Abah yang mengajarkannya; maka sepanjang saya mengamalkan itu kebaikan mengalir bagi beliau, pun di akhir adzkar itu sebuah doa selalu terkhusus bagi beliau; maka itu jadi pahala tak terputus kedua untuk beliau. Ketika bagian adzkar itu saya ajarkan pada orang lain sebagai pegangan agar terhindar dari keburukan, maka beliau juga mendapatkan pahala tak terputus yang ketiga.
Sebuah kalimat thayyibah yang terajarkan itu terlihat sederhana, namun ia bisa hadirkan pahala tak bertepi meski yang mengajarkannya telah berpisah dengan alam dunia.

Lahul fatihah.

Tabik,
Semarang, 24 Jan 20
@fahmi.basyaiban

#30HBC2024 #30haribercerita @30haribercerita

0 komentar:

Post a Comment