Friday, January 3, 2020

SELAMAT JALAN USTADZ YUN



Ustadz Yunahar Ilyas termasuk salah satu asatidz di Jogja yang bisa dikatakan diterima oleh banyak organisasi islam dan harakah Islam. Meski berkhidmah secara formal di Persyarikatan Muhamadiyah sampai level pengurus pusat, beliau masih mau dengan berbaik hati menjadi pemateri di kalangan mahasiswa. Pun beliau masih mau mengajar di PP Budimulia lepas subuh atau lepas isya' setiap minggunya.

Ada satu pengalaman menarik saat saya pernah satu majelis dengan beliau. Ketika itu saya bertanya tentang makna ayat 62 di surah al-Baqarah terutama tentang makna as-Shabi'in. Sebelumnya saya sudah mencoba membaca referensi yang bisa saya gapai waktu itu. Intinya saya masih tidak puas dengan keterangan sebatas, as-Shabi'in adalah kaum yang menyembah benda-benda langit. Saya mau tau lebih detil soal kepercayaan ini, asalnya, penyebarannya, hari ini masih ada atau tidak, dan bagaimana sosiologi penganut shabi'i sepanjang kehadiran peradaban agama lainnya.. *sungguh itu udah bisa buat jadi disertasi.

Beliau ketika itu menjawab dengan runut dari awal ayat yang terbagi menjadi sembilan masa'il yang harus dipahami dengan benar. Karena ayat ini sering dipahami dengan tidak benar yang menggiring pada pemahaman "siapun apapun agamanya, asal mempercayai ada Allah. Mereka selamat". Pemahaman yang benar datang dari pemilik otoritas ilmu atau minimal bisa dilacak darimana pemahaman itu didapat. Dan beliau cakap dan runut dalam menjelaskan itu dengan penjelasan yang mudah diterima.

Kembali ke kaum Shabi'in, jawaban ustadz Yun tidak memuaskan saya karena tidak lebih dari apa yang sudah dicoba cari sebelumnya. Beliau tau itu, "saya tau kamu tidak puas dengan keterangan saya. Waktu terlalu pendek untuk menjelaskan sedetail itu. Dan kalau dijelaskan di sini, tidak semua punya kemampuan yang cukup untuk menerimanya" kurang lebih begitu yang saya tangkap.

Tentu saja saya masih penasaran, kemudian sampailah pada Tafsir ath-Thabari yang berhasil memuaskan dahaga saya, siapa sebenarnya yang dimaksud Shabi'i. Setelah saya baca, saya yang bingung sendiri. #haha Satu karena kemampuan bahasa Arab yang terbatas, kedua karena penjelasan imam ath-Thabari yang begitu ensiklopedis menghimpun banyak keterangan. Keterangan pertama menyebut shabi'i sebagai hanya kaum, mereka bukan agama. Keterangan kedua menyebut mereka beriman kepada Allah tapi tidak memiliki ajaran. Keterangan ketiga mereka orang beriman zaman dulu pengikut kitab Zabur. Pun masih dilanjutkan dengan keterangan dari riwayat yang lain.

Pantas saja bahasan seperti ini tidak dibuka di majelis ilmu umum dan kelas mula. Bahasan detil itu cocoknya untuk kelas lanjutan, karena kalau dipaksakan dibahas akan berakhir kelas bubar seketika.

Terimakasih ustadz Yun atas ilmu yang terbagi, anjuran untuk terus mencari tau, serta sikap tawadhu' dan akhlak sebagai seorang pendidik yang mempercai anak didiknya akan terus berkembang. Semoga Allah karuniakan ampunan, rahmat, dan tempatkan engkau di surga Firdaus tertinggi.

اللهم اغفر له وارحمه واسكنه الفردوس الأعلى من الجنة

Tabik,
Semarang, 02 Jan 20
@fahmi.basyaiban

@30haribercerita #30haribercerita #30HBC2003

Photo credit: Abrori Midfielder

0 komentar:

Post a Comment