Sunday, March 1, 2020

JANGAN JADIKAN PERANG SEBAGAI BAHAN BERCANDAAN [1]



2015 Syaikh Faris, istri, beserta tiga anaknya terpaksa meninggalkan Yaman karena perang antara kelompok Houtsi dan pasukan gabungan Saudi telah sampai ke daerahnya. Hal yang tak pernah terlintas di benaknya, ia harus meninggalkan tanah kelahirannya.


Faris masih beruntung karena istrinya adalah warga negara Indonesia, dia tahu harus kemana untuk menyelamatkan keluarganya. Ditambah masih memiliki tabungan untuk membeli tiket pesawat keluar dari Yaman. Semuanya ditinggalkan kecuali beberapa pakaian dan sedikit uang.

Sampai di Indonesia masalah tidak selesai begitu saja. Ia tinggal di rumah keluarga istrinya. Keterbatasan bahasa, perbedaan lingkungan, dan semua hal berbeda dengan lingkungan sebelumnya; menjadikannya mengalami tekanan kecemasan. "Apa yang bisa saya lakukan di sini untuk bertahan? Masa depan keluarganya akan dibawa ke mana?". Beruntung istrinya masih memiliki skill menjahit, dia membuka jasa jahit untuk penghasilan rutin. Tapi tetap saja kekhawatiran karena ketidakjelasan masa depan tetap mendominasi.

2016, saya pulang ke rumah setelah memutuskan untuk tidak merantau lagi. Dalam acara komunitas Arab di sekitar rumah, saya bertemu dengan Syaikh Faris. Saya ajak berbicara berbahasa Arab, dia cerita tentang dirinya, kesusahan menjadi penyintas lintas negara, dan kesulitannya saat itu dalam berbahasa Indonesia. Singkat cerita saya mau bantu mengajarkan bahasa Indonesia setiap akhir pekan. ((bersambung ke part 2)) 

Tabik,

0 komentar:

Post a Comment